Rabu, 05 Januari 2022

Suku Banyak (Polinomial)

 Matematika itu bisa dibilang berperan penting untuk kehidupan kita. Kegiatan yang biasanya kita lakukan pasti ada hubungannya dengan matematika. Misalnya, jajan, masak, olahraga, bermain, duhh banyak banget, deh! Bahkan, tanpa sadar, kita menggunakan matematika untuk membantu pekerjaan kita, loh!

Contohnya, ketika kamu ingin membuat suatu prakarya berbentuk kubus dari kardus, kamu butuh kalkulasi yang akurat. Kamu perlu menentukan panjang, lebar, tinggi kardus, dan juga ukuran sisi lipatannya. Nah, untuk menentukan hal itu, kamu bisa menggunakan matematika, salah satunya dengan aturan suku banyak.

Suku banyak bisa kita sebut juga dengan polinomial, merupakan bentuk aljabar yang terdiri dari variabel, konstanta, dan eksponen (pangkat). Bentuk umumnya seperti ini, nih!



Coba perhatikan bentuk umumnya, anxn ,an-1xn-1, dan seterusnya disebut suku. Jadi, suku itu terdiri dari variabel beserta koefisiennya atau konstanta. Karena dalam satu persamaan bisa terdiri dari bilangan berpangkat yang lebih dari dua, maka disebut suku banyak. 

Nah, dari bentuk umum kelihatan ya, urutan suku banyak itu dimulai dari suku dengan pangkat tertinggi (anxn), lalu diikuti oleh suku-suku dengan pangkat yang semakin menurun (an-1xn-1, an-2xn-2,..., a2x2, a1x1), dan diakhiri oleh suku dengan pangkat nol (a0). 

Pangkat tertinggi suku banyak ini disebut dengan derajat dan hanya ada pada satu variabel tersebut.Kalau dari bentuk umum di atas, derajatnya adalah n karena n adalah pangkat tertinggi dari suku-suku yang lain. Oh iya, suku banyak itu variabelnya nggak harus satu ya, tapi bisa juga memiliki lebih dari satu variabel. Selain itu, variabel suku banyak nggak mesti dalam huruf x aja, tapi bisa dalam huruf y atau huruf-huruf yang lain.


Gimana? Paham ya bentuk suku banyak itu seperti apa?

Nah, kalau kamu lihat contoh suku banyak di atas, setiap sukunya akan digabungkan oleh operasi penjumlahan atau pengurangan, ya. Oh iya, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan juga, nih!

1. Tidak ada pembagian suku banyak oleh variabel.

2. Eksponen (pangkat) suku banyak harus bilangan cacah (0, 1, 2, 3, ...).

3. Bukan merupakan suku yang tak terbatas.




Kamu tahu, nggak? Penerapan suku banyak ternyata banyak banget lho dalam kehidupan kita. Yaaa... Selain bisa digunakan untuk mengukur struktur bangunan tertentu, seperti pada contoh kasus di awal artikel ini, suku banyak juga bisa digunakan untuk menghitung banyak barang, menyajikan pola cuaca di daerah tertentu, dan masih banyak lagi. Kita juga bisa menuliskan kalimat atau pernyataan secara lebih ringkas dan efisien menggunakan suku banyak.

Nah, sudah lebih paham kan sekarang tentang suku banyak atau polinomial? Next, langsung aja yuk kita bahas cara memperoleh nilai suku banyak.


link pendukung

https://www.ruangguru.com/blog/konsep-dan-nilai-suku-banyak



Agar lebih jelasnya, Silahkan simak video mengenai bab POLINOMIAL , dan BAB ini adalah satu-satunya BAB yang ada di LKS (BARU) semester 2. 










Sabtu, 10 Desember 2016

artikel matematka

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Demikian halnya dengan pelajaran matematika di kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARI. Berdasarkan dua kali tes hasil belajar yang dikerjakan oleh siswa kelas X diketahui hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 pada ulangan pertama dan 14 siswa pada ulangan kedua. Nilai rata-rata kelas masih dibawah 75. Nilai tersebut belum memenuhi KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran matematika yaitu 75.
Pada SMAI ALMAARIF SINGOSARI dalam pembelajaran matematika, peneliti sering menggunakan model pembelajaran ceramah dan hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Sebagai seorang guru yang profesional sebaiknya dapat memilih dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi belajar.
Untuk mencapai tujuan ini peran guru sangat menentukan. Menurut wina sanjaya (2006:19), peran guru adalah: “sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran lebih menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang baru agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. diantara cara dan metode yang digunakan dengan menggunakan sarana yang ada disekolah diantaranya TGT ( Team Games Tournament ) dengan menggunakan turnamen games yang mana siswa bersaing dengan anggota tim lain. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah
1.  Bagaimana penerapan model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament ) pada materi pokok bahasan Operasi bentuk Aljabar pada siswa kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARI ?
2.   Apakah prestasi belajar Matematika siswa kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARI pada pokok bahasan Operasi bentuk Aljabar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) berbantu gambar?
C.    Tujuan Penelitian
      Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk 
1.      Meningkatkan penggunaan model pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) pada materi pokok bahasan Operasi bentuk Aljabar pada siswa kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARI
2.      meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARIpada pokok bahasan Operasi bentuk  Aljabar melalui model pembelajaran TGT  ( Team Games Tournament ) berbantu gambar
D.    Manfaat Penelitian
      Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 
Bagi siswa : diharapkan dengan selalu aktif siswa mengikuti pembelajaran Matematika akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Operasi Aljabar.
Bagi guru : diharapkan melalui hasil penelitian ini guru akan mengetahui model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru.
Bagi sekolah : sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan prestasi belajar Matematika di sekolah.
Bagi Perpustakaan : penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dan bahan untuk penelian dari guru.


     Metode kooperatif tipe TGT
    TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
            Menurut slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: 
1.    Tahap penyajian kelas
Bahan ajar dalam TGT mula – mula diperkenalkan melalui presentasi kelas.
2.    Belajar dalam kelompok
Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
3.    Kuis ( Games )
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi,
Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika pemain semua menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam  agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang samasebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.
Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan   tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang telah diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok . ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan
4.    Penghargaan kelompok
Bagi kelompok yang memiliki skor tertinggi itulah yang diberi penghargaan sesuai dengan kriteria pada tabel dibawah ini,
Perhitungan poin permainan
Pemain dengan
Poin bila jumlah kartu yang diperoleh
Scor tertinggi
           41-50 keatas
Scor tinggi
31-40
Scor rendah
21-30
Scor terendah
10-20

Kriteria penghargaan kelompok
Kriteria ( Rerata Kelompok)
Predikat
10 sampai 30
Tim kurang baik
31 sampai 40
Tim baik
41 sampai 49
Tim baik sekali
50 keatas
Tim istimewa
                   ( Sumber slavin, 1995 )

Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:
1.  Guru menentukan no urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen ( 3 orang, kemampuan setara ) setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan.
2.  Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca 1 ( nomor tertinggi ) dan yang lain      menjadi penantang 1 dan 2
3.   Pembaca 1 mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas
4. Pembaca 1 membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor
5. Jika penantang 1 dan 2 memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban secara bergantian
6.  Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu jawaban yang benar ( jika ada )
7.    Selanjutnya siswa berganti posisi dengan prosedur yang sama.
8.    Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka
9.    Penghargaan sertifikat
Adapun kelebihan model pembelajaran tipe TGT yaitu:
Ø Dalam kelas kooperatif memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya
Ø      Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi
Ø      Perilaku mengganggu siswa lain menjadi lebih kecil
Ø      Meningkatkan kepekaan, toleransi
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu:
Ø      Tidak semua siswa mampu mengemukakan pendapatnya
Ø      Kekurangan waktu dalam proses pembelajaran
Ø     Kemungkinan terjadinya kegaduhan apabila guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik
        PROSES PEMBELAJARAN


  1.  Tahap Perencanaan
a.   Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan ke-1.  Dengan materimengenal bentuk aljabar.
b.    Guru menyusun  LKPD I : Mengenal bentuk aljabar
c.  Guru mempersiapkan  prasarana yang diperlukan dalam penyampaian materi pe­lajar­an yang memuat SK, KD, indikator pembelajaran, tujuan pem­belajaran, skenario pembelajaraan, manfaat mempelajari mengenal bentuk aljabar
d.    Guru mempersiapkan soal-soal untuk ulangan akhir Siklus I digunakan untuk menge­tahui prestasi belajar siswa.
e.   Guru mempersiapkan lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondi­si kegiatan pembelajaran yaitu lembar pengamatan keaktifan siswa
f.       Guru mempersiapkan pedoman wawancara,  dan jurnal siswa
  2.  Tahap Pelaksanaan
 a.    Pertemuan ke-1 (sabtu20 September  2014 jam ke-1 sampai ke-3)
1). Pendahuluan
a.  Acara tatap muka dimulai guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa dilanjutkan ucapan salam.
b.      Guru mengabsen siswa
c.       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d.      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil
e.       Guru memberikan motivasi kepada siswa
f.       Guru meminta siswa untuk bertanya tentang hal yang masih belum dipahami
2). Kegiatan Inti
a.   Guru meminta siswa untuk memahami sedikit informasi yang bertujuan untuk memperkenalkan klasifikasi bentuk aljabar berdasarkan sukunya, koefisien, variabel dan konstanta
b.     Guru meminta siswa menyelesaikan masalah bentuk aljabar yang diberikan dengan cara berkelompok
c.      Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik kepada masing-masing kelompok.
d.      Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen.
e.       Guru memberikan penilaian untuk hasil kerja kelompok dan memberikan hadiah
f.       Guru meminta siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan belajar yang sudah dilalui
3). Kegiatan Penutup
a.       Guru membantu siswa merangkum materi pelajaran
b.       Guru meminta siswa mengerjakan post tes secara mandiri
c.        Guru memberikan PR/Tugas.
d.        Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
    3.      Tahap Pengamatan
     a.       Pertemuan ke-1
    Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru siklus I dengan kriteria baik yaitu  skor rata – rata nya 2,7.
1Pada pertemuan pertama guru masih terlihat  mendominasi dalam pembelajaran. 

2)   Guru sudah menguraikan tujuan dan indikator pembelajaran
3)   Guru sudah memotivasi siswa tetapi hanya beberapa siswa saja yangterlihat antusias    untuk  mengetahui
4)   Guru sudah membagi siswa menjadi  beberapa  kelompok kecil
5)   Siswa masih terlihat kurang terbiasa dengan perlakuan-perlakuan yang diberikan guru
6)   Presentasi dan diskusi belum berjalan sesuai dengan skenario yang diharapkan guru.
7) Hasil kerja kelompok mengisi Lembar Kerja Peserta didik dari 6kelompok, 2 kelompok menjawab dengan benar dan 4 kelompok masih belum benar.
8)  Dari hasil diskusi yang dipandu guru, kolaborator menilai siswa sudah mendapatkan  proses pemahaman konsep dalam diskusi
9) Dari segi persiapan administrasi guru pada siklus I menunjukkan hal-hal sebagai berikut.
a.  Merumuskan indikator pembelajaran dengan tepat dan  menggunakan topik sesuai kurikulum.
b. Menentukan langkah-langkah mencapai tujuan dengan menyiapkan materi pelajaran.
c.    Menggunakan media gambar, tapi masih kurang baik
d.   Persiapan materi yang baik.
e.    Menggunakan media gambar dan persiapan materi yang baik.
f.     Membimbing siswa melakukan turnamen dengan cukup baik
g.   Membuat instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan siswa dengan   tes butir soal
     4.      Tahap refleksi
 Kegiatan refleksi pada siklus I ini adalah untuk lebih memperjelas dalam mengambil  kesimpulan terhadap hasil proses pembelajaranMATEMATIKA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siklus I berdasarkan indikator keberhasilan penelitian.
Tanggapan siswa tentang wawancara, ditanggapi dengan positif diantaranya adalah
1).  Pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) menumbuhkan minat siswa terhadap  pembelajaran matematika karena mengasikkan
2). Pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) meningkatkan hasil  belajar siswa
3). Mampu menumbuhkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dan presentasi di dalam diskusi kelas.
4).  Tetapi bagi siswa dengan kemampuan yang rendah model pembelajaran TGT belum bisa meningkatkan hasil belajar .
  

            Simpulan
    1.      Peningkatan hasil belajar  dapat dilihat dari ketuntasan klasikal siswa pra siklus sebesar  16,67% dengan rata-rata 59,40, meningkat pada siklus I menjadi 53,33% dengan rata-rata 69,27, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,67% dengan rata-rata 80,03.
   2.Pendekatan pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkanPrestasi belajar matematika  materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas Xsemester 1 SMAI ALMAARIF SINGOSARI. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnyajumlah siswa dengan prestasi belajar kategori  amat baik 0 siswa atau 0%  pada tahap awal menjadi sebesar 6,67% atau 2 siswa pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan kemudian meningkat lagi menjadi 26,67% atau 8 siswa pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.
   3. Pembelajaran Team Games Tournamen dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas X semester 1 SMAI ALMAARIF SINGOSARIKarena pembelajaran ini dapat membantu siswa agar informasi yang dipelajarinya menjadi bermakna dan relevan untuk dirinya. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga siswa tertarik , senang dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar yang berdampak pada peningkatan prestasi dan hasil belajar mereka terhadap pelajaran matematika
                 Saran
            Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas,
            disampaikan saran sebagai berikut: 
      1.      Bagi Guru
a.       Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan pendekatan kooperatif TGT dapat digunakan untuk meningkatkan prestasidan hasil belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada para guru untuk mau meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariatif dalam pembelajaran .
b.  Metode pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan dampak produk maupun dampak proses pembelajaran karena model ini dapat memacu siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu disarankan kepada para guru agar mau mencoba menggunakan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
      2.      Bagi Siswa
 a.   Hendaknya siswa bisa lebih bersemangat, aktif  dan tertib dalam mengikuti pembelajaran     Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
      3.      Bagi Sekolah
 a. Bagi sekolah disarankan untuk dapat mendorong para guru guna melaksanakan      pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
b.   Kepala sekolah hendaknya memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan profesi dengan banyak aktif di organisasi misalnya MGMP,dan forum ilmiah guru serta memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan agar tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK.
c.  Kepala Sekolah bersama komite hendaknya menyediakan sarana dan prasarana serta sumber pembelajaran selaras perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK

DAFTAR PUSTAKA
             
 Baharudin, dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan   Pembelajaran.  Yogyakarta: AR –RUZZ
      Media Group Hudoyo, H, 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Depdikbud
      
 Aqib,Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya. Arikunto,Suharsimi. 
      2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara

 Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

 Slameto. 1995. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
             
 Sudjana, Nana. 2002. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru

 E. Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan 
       Menyenangkan, PT Remaja Rosdakarya Bandung.
            
 Uno, Hamzah B.2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan. PT Bumi Aksara Jakarta
 Ismail dkk.,  2007  Pembaharuan dalam Pembelajaran Matematika, Penerbit Universitas Terbuka
        Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
             
 Ismail,dkk., 2007. Pembaharuan Dalam Pembelajaran Matematika,Universitas Terbuka.
             
 Masnur Muslich. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah, PT Bumi Aksara Jakarta
            
 Nana Syaodih Sukmadinata.,2009 Metode Penelitian Pendidikan ,Rosdakarya Bandung.
          
 Sri Anitah W, Janet Trineke Manoy. 2007. Strategi Pembelajaran Matematika,Universitas terbuka
         Jakarta.
             
 Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran ,Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
              
 Subyantoro.,2009. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Diponegoro Semarang.
             
 Sugiyono. 2009. Metode penelitian  Pendidikan   Pendekatan  Kuantitatif,Kualitatif dan R & D
          Alfa Beta Bandung.
             
  Suherman dkk., 2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,Bandung: Universitas
          Pendidikan Indonesia.
             
 Tjang Daniel Chandra & Rustanto Rahardi. 2007. Metode dan model MatematikaUniversitas 
          Terbuka Jakarta.
            
 Trianto.2007 Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek,Prestasi Pustaka Jakarta.
           
  Slavin, E, Robet. 2005. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. Terjemahan Narulita
           Yusron. Bandung: Nusa Media.
        
 Usman, Moh Uzer. 2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja 



ALAMAT BLOG : is9il.blogspot.com