PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran
matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa.
Demikian halnya dengan pelajaran matematika di kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARI.
Berdasarkan dua kali tes hasil belajar yang dikerjakan oleh siswa kelas X
diketahui hanya 9 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 pada ulangan
pertama dan 14 siswa pada ulangan kedua. Nilai rata-rata kelas masih dibawah
75. Nilai tersebut belum memenuhi KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran
matematika yaitu 75.
Pada SMAI ALMAARIF
SINGOSARI dalam pembelajaran matematika, peneliti sering menggunakan model
pembelajaran ceramah dan hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung
hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. siswa tidak mau
bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Sebagai
seorang guru yang profesional sebaiknya dapat memilih dan menerapkan metode
yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik
serta dapat meningkatkan prestasi belajar.
Untuk mencapai tujuan
ini peran guru sangat menentukan. Menurut wina sanjaya (2006:19), peran guru
adalah: “sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator,
pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan
motivasi siswa agar aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan
baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran lebih
menarik lagi dan pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang baru
agar dapat terjadi interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. diantara
cara dan metode yang digunakan dengan menggunakan sarana yang ada disekolah
diantaranya TGT ( Team Games Tournament ) dengan menggunakan
turnamen games yang mana siswa bersaing dengan anggota tim lain. Dengan model
pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Bagaimana penerapan
model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament )
pada materi pokok bahasan Operasi bentuk Aljabar pada siswa kelas X SMAI
ALMAARIF SINGOSARI ?
2. Apakah prestasi
belajar Matematika siswa kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARI pada pokok bahasan
Operasi bentuk Aljabar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran TGT
( Team Games Tournament ) berbantu gambar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan
yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk
1. Meningkatkan
penggunaan model pembelajaran TGT ( Team Games Tournament )
pada materi pokok bahasan Operasi bentuk Aljabar pada siswa kelas X SMAI
ALMAARIF SINGOSARI
2. meningkatkan prestasi
belajar Matematika siswa kelas X SMAI ALMAARIF SINGOSARIpada pokok bahasan
Operasi bentuk Aljabar melalui model pembelajaran
TGT ( Team Games Tournament ) berbantu gambar
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan
dari hasil penelitian ini adalah:
Bagi siswa : diharapkan
dengan selalu aktif siswa mengikuti pembelajaran Matematika akan berdampak pada
meningkatnya prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Operasi
Aljabar.
Bagi guru : diharapkan
melalui hasil penelitian ini guru akan mengetahui model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru dapat memperbaiki dan
meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru.
Bagi sekolah : sebagai masukan
dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan prestasi belajar Matematika
di sekolah.
Bagi Perpustakaan : penelitian ini dapat
dijadikan tambahan referensi dan bahan untuk penelian dari guru.
Metode
kooperatif tipe TGT
TGT adalah salah satu
model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok
belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan,
jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Menurut slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan
yaitu:
1. Tahap penyajian kelas
Bahan ajar dalam TGT mula – mula
diperkenalkan melalui presentasi kelas.
2. Belajar dalam kelompok
Siswa ditempatkan dalam kelompok –
kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan,
jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
3. Kuis ( Games )
Tujuan dari permainan ini adalah untuk
mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi,
Permainan pada tiap meja turnamen
dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
Pertama, setiap pemain dalam tiap meja
menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.
Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor
soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal
sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal
dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan dalam soal.
Setelah waktu untuk mengerjakan soal
selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi
oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci
jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau
penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika pemain semua menjawab salah maka
kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai
semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum
jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai
pembaca soal, pemain dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan
berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang
samasebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.dalam permainan ini pembaca
soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh
ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.
Setelah semua kartu selesai terjawab,
setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan
menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang
telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan
melaporkan poin yang telah diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.
Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin
yang diperoleh kepada ketua kelompok . ketua kelompok memasukkan poin yang
diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian
menentukan kriteria penghargaan
4. Penghargaan kelompok
Bagi kelompok yang memiliki skor tertinggi
itulah yang diberi penghargaan sesuai dengan kriteria pada tabel dibawah ini,
Perhitungan poin
permainan
Pemain dengan
|
Poin bila jumlah kartu yang diperoleh
|
Scor tertinggi
|
41-50
keatas
|
Scor tinggi
|
31-40
|
Scor rendah
|
21-30
|
Scor terendah
|
10-20
|
Kriteria penghargaan
kelompok
Kriteria ( Rerata Kelompok)
|
Predikat
|
10 sampai 30
|
Tim kurang baik
|
31 sampai 40
|
Tim baik
|
41 sampai 49
|
Tim baik sekali
|
50 keatas
|
Tim istimewa
|
( Sumber slavin, 1995 )
Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk
turnamen dilakukan dengan prosedur, sebagai berikut:
1. Guru menentukan no
urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen ( 3 orang, kemampuan setara
) setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar jawaban, 1 kotak kartu
nomor, 1 lembar skor permainan.
2. Siswa mencabut kartu
untuk menentukan pembaca 1 ( nomor tertinggi ) dan yang
lain menjadi penantang 1 dan 2
3. Pembaca 1 mengocok
kartu dan mengambil kartu yang teratas
4. Pembaca 1 membaca soal
sesuai nomor pada kartu dan mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada
sanksi dan kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor
5. Jika penantang 1 dan 2
memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan jawaban secara bergantian
6. Jika jawaban penantang
salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu jawaban yang benar ( jika ada )
7. Selanjutnya siswa
berganti posisi dengan prosedur yang sama.
8. Setelah selesai, siswa
menghitung kartu dan skor mereka
9. Penghargaan sertifikat
Adapun kelebihan model pembelajaran tipe
TGT yaitu:
Ø Dalam kelas
kooperatif memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya
Ø Rasa percaya diri
siswa menjadi lebih tinggi
Ø Perilaku mengganggu
siswa lain menjadi lebih kecil
Ø Meningkatkan kepekaan,
toleransi
Adapun kelemahan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu:
Ø Tidak semua siswa
mampu mengemukakan pendapatnya
Ø Kekurangan waktu dalam
proses pembelajaran
Ø Kemungkinan terjadinya
kegaduhan apabila guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik
PROSES
PEMBELAJARAN
1. Tahap Perencanaan
a. Guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan ke-1. Dengan materi: mengenal bentuk aljabar.
b. Guru
menyusun LKPD I : Mengenal bentuk aljabar
c. Guru mempersiapkan prasarana
yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran yang memuat SK, KD,
indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, skenario pembelajaraan, manfaat
mempelajari mengenal bentuk aljabar
d. Guru mempersiapkan
soal-soal untuk ulangan akhir Siklus I digunakan untuk mengetahui prestasi
belajar siswa.
e. Guru mempersiapkan
lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran
yaitu lembar pengamatan keaktifan siswa
f. Guru mempersiapkan
pedoman wawancara, dan jurnal
siswa
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pertemuan
ke-1 (sabtu, 20 September 2014 jam
ke-1 sampai ke-3)
1). Pendahuluan
a. Acara tatap muka dimulai guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa
dilanjutkan ucapan salam.
b. Guru mengabsen siswa
c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
d. Guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok kecil
e. Guru memberikan motivasi kepada siswa
f. Guru meminta siswa untuk
bertanya tentang hal yang masih belum dipahami
2). Kegiatan
Inti
a. Guru
meminta siswa untuk memahami sedikit informasi yang bertujuan untuk
memperkenalkan klasifikasi bentuk aljabar berdasarkan sukunya, koefisien,
variabel dan konstanta
b. Guru meminta siswa
menyelesaikan masalah bentuk aljabar yang diberikan dengan cara berkelompok
c. Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik kepada masing-masing kelompok.
d. Guru menentukan nomor
urut siswa dan menempatkan siswa pada meja turnamen.
e. Guru memberikan penilaian untuk hasil kerja kelompok dan memberikan hadiah
f. Guru meminta siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan belajar yang sudah dilalui
3). Kegiatan
Penutup
a. Guru membantu siswa
merangkum materi pelajaran
b. Guru meminta siswa
mengerjakan post tes secara mandiri
c. Guru memberikan PR/Tugas.
d. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
3. Tahap Pengamatan
a. Pertemuan ke-1
Hasil pengamatan
pengelolaan pembelajaran guru siklus I dengan kriteria baik yaitu skor
rata – rata nya 2,7.
1) Pada pertemuan pertama guru masih
terlihat mendominasi dalam pembelajaran.
2) Guru sudah menguraikan tujuan dan indikator pembelajaran
3) Guru sudah memotivasi siswa tetapi hanya beberapa siswa saja yangterlihat antusias untuk mengetahui
4) Guru sudah membagi siswa
menjadi beberapa kelompok kecil
5) Siswa masih terlihat kurang terbiasa dengan perlakuan-perlakuan yang
diberikan guru
6) Presentasi dan diskusi belum berjalan sesuai dengan skenario yang
diharapkan guru.
7) Hasil kerja kelompok mengisi Lembar Kerja Peserta didik dari 6kelompok, 2 kelompok menjawab dengan benar dan 4 kelompok masih belum benar.
8) Dari hasil diskusi yang dipandu guru, kolaborator menilai siswa sudah mendapatkan
proses pemahaman konsep dalam diskusi
9) Dari segi persiapan administrasi guru pada siklus I menunjukkan hal-hal
sebagai berikut.
a. Merumuskan indikator pembelajaran dengan tepat dan menggunakan topik sesuai kurikulum.
b. Menentukan langkah-langkah mencapai tujuan dengan menyiapkan materi
pelajaran.
c. Menggunakan media gambar, tapi masih kurang baik
d. Persiapan materi yang baik.
e. Menggunakan media gambar dan
persiapan materi yang baik.
f. Membimbing siswa
melakukan turnamen dengan cukup baik
g. Membuat instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan siswa
dengan tes butir soal
4. Tahap refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus I ini adalah untuk lebih memperjelas
dalam mengambil kesimpulan terhadap hasil proses pembelajaranMATEMATIKA dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) pada siklus I berdasarkan indikator keberhasilan
penelitian.
Tanggapan siswa
tentang wawancara, ditanggapi dengan positif diantaranya adalah
1). Pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) menumbuhkan
minat siswa terhadap pembelajaran matematika karena mengasikkan
2). Pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) meningkatkan
hasil belajar siswa
3). Mampu menumbuhkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dan
presentasi di dalam diskusi kelas.
4). Tetapi bagi siswa dengan kemampuan yang rendah model
pembelajaran TGT belum bisa meningkatkan hasil belajar .
Simpulan
1. Peningkatan hasil belajar dapat
dilihat dari ketuntasan klasikal siswa pra siklus sebesar 16,67% dengan rata-rata 59,40, meningkat pada
siklus I menjadi 53,33% dengan rata-rata 69,27, dan pada siklus II meningkat menjadi 86,67% dengan rata-rata 80,03.
2.Pendekatan pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkanPrestasi belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas Xsemester 1 SMAI ALMAARIF SINGOSARI. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnyajumlah siswa dengan prestasi belajar
kategori amat baik 0 siswa atau 0% pada
tahap awal menjadi sebesar 6,67% atau 2 siswa pada
akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan kemudian meningkat lagi menjadi 26,67% atau 8 siswa pada
akhir tindakan pembelajaran Siklus II.
3. Pembelajaran Team Games Tournamen dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas X semester 1 SMAI ALMAARIF SINGOSARIKarena pembelajaran ini dapat membantu siswa agar informasi yang dipelajarinya menjadi
bermakna dan relevan untuk dirinya. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran
sehingga siswa tertarik , senang dan secara sadar menggunakan strategi-strategi
mereka sendiri untuk belajar yang berdampak pada peningkatan prestasi dan hasil belajar mereka terhadap pelajaran matematika
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di
atas,
disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan pendekatan kooperatif TGT dapat digunakan untuk meningkatkan prestasidan hasil belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada para guru untuk mau
meningkatkan kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang
bervariatif dalam pembelajaran .
b. Metode
pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan
dampak produk maupun dampak proses pembelajaran karena model ini dapat memacu
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu disarankan kepada
para guru agar mau mencoba menggunakan metode pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa bisa lebih bersemangat, aktif dan tertib dalam mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT).
3. Bagi Sekolah
a. Bagi sekolah disarankan untuk dapat mendorong para guru guna
melaksanakan pembelajaran yang dapat mendorong
keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
b. Kepala sekolah
hendaknya memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan profesi dengan
banyak aktif di organisasi misalnya MGMP,dan forum ilmiah guru serta memberi
kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan agar tidak ketinggalan
informasi tentang perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK.
c. Kepala Sekolah bersama
komite hendaknya menyediakan sarana dan prasarana serta sumber pembelajaran
selaras perkembangan kurikulum dan perkembangan IPTEK
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar
dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR –RUZZ
Media Group Hudoyo, H, 1988. Strategi Belajar
Mengajar Matematika. Jakarta : Depdikbud
Aqib,Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: CV Yrama Widya. Arikunto,Suharsimi.
2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi
Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi
Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Slameto.
1995. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana.
2002. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru
E. Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Uno, Hamzah B.2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan. PT
Bumi Aksara Jakarta
Ismail dkk., 2007 Pembaharuan dalam
Pembelajaran Matematika, Penerbit Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta.
Ismail,dkk., 2007. Pembaharuan Dalam Pembelajaran Matematika,Universitas Terbuka.
Masnur Muslich. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah, PT Bumi
Aksara Jakarta
Nana Syaodih Sukmadinata.,2009 Metode Penelitian Pendidikan
,Rosdakarya Bandung.
Sri Anitah W, Janet Trineke Manoy. 2007. Strategi
Pembelajaran Matematika,Universitas terbuka
Jakarta.
Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran ,Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
Subyantoro.,2009. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas
Diponegoro Semarang.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif
dan R & D
Alfa Beta Bandung.
Suherman dkk., 2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,Bandung:
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Tjang Daniel Chandra & Rustanto Rahardi. 2007. Metode dan
model MatematikaUniversitas
Terbuka Jakarta.
Trianto.2007 Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan
Praktek,Prestasi Pustaka Jakarta.
Slavin, E, Robet. 2005. Cooperative Learning: Theory,
Research and Practice. Terjemahan Narulita
Yusron.
Bandung: Nusa Media.
Usman, Moh Uzer.
2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja
ALAMAT BLOG : is9il.blogspot.com